Kamis, 25 November 2010

5 istana di korea selatan

 5 istana di korea selatan

Gyeonghuigung

Gyeonghuigung

Gerbang Sungjeongmun di Istana Gyeonghui.
Korean name
Hangul 경희궁
Hanja 慶熙宮
Alihaksara yang Disempurnakan Gyeonghuigung
McCune–Reischauer Kyŏng-hŭi-gung
Gyeonghuigung atau Istana Gyeonghui adalah istana yang terletak di Seoul, Korea Selatan. Istana Gyeonghui termasuk dari Lima Istana Besar Korea yang didirikan oleh Dinasti Joseon.
Pada masa-masa akhir Dinasti Joseon, Istana Gyeonghui adalah istana sampingan untuk raja dan lokasinya terletak di sebelah barat Seoul. Istana ini seringkali disebut Seogwol (Istana di Sebelah Barat). Istana sampingan berfungsi sebagai tempat pindahnya raja ketika terjadi keadaan darurat.
Sekitar 10 orang raja Joseon dari Raja Injo sampai Raja Cheoljong pernah mendiami istana ini. Istana yang dibangun dengan harmonis bersama topografi gunung di sekelilingnya ini memiliki arsitektur yang memperlihatkan keindahan elemen-elemen khas Korea. Dahulu istana ini bahkan memiliki jembatan yang menghubungkannya dengan Istana Deoksu. Bangunan utamanya terbagi atas bangunan Sungjeongjeon dan Jajeongjeon dan ruang tidur Yungbokjeon dan Hoesangjeon.
Gerbang Heungryemun

Gyeongbokgung

Gyeongbokgung
Hangul 경복궁
Hanja 景福宮
Alihaksara yang Disempurnakan Gyeongbokgung
McCune–Reischauer Kyŏngbokkung
Istana Gyeongbok tahun 1906
Istana Gyeongbok adalah sebuah istana yang terletak di sebelah utara kota Seoul (Gangbuk), Korea Selatan. Istana ini termasuk dari 5 istana besar dan merupakan yang terbesar yang dibangun oleh Dinasti Joseon.
Istana Gyeongbok aslinya didirikan tahun 1394 oleh Jeong do jeon, seorang arsitek. Istana ini hancur pada saat invasi Jepang ke Korea tahun 1592-1598 dan dibangun lagi selama tahun 1860-an dengan 330 buah komplek bangunan dengan 5.792 kamar. Berdiri di wilayah seluas 410.000 meter persegi, Istana Gyeongbok adalah simbol keagungan kerajaan dan rakyat Korea. Setelah pembunuhan Maharani Myeongseong oleh mata-mata Jepang di tahun 1895, Raja Gojong meninggalkan istana ini bersama anggota keluarganya yang lain dan tidak akan pernah kembali.
Pada tahun 1911, pemerintahan Jepang yang sedang menjajah Korea menghancurkan semua bangunannya kecuali 10 bangunan utama, dan membangun Bangunan Pemerintahan Utama Jepang untuk gubernur jenderal Korea di depan Ruangan Tahta.
Bangunan utama dari Istana Gyeongbok termasuk Geunjeongjeon, Ruangan Tahta Raja (yang merupakan harta nasional Korea Selatan nomor 223) dan Paviliun Gyeonghoeru (harta nasional nomor 224) yang memiliki kolam bunga teratai dan bertiangkan 48 buah tonggak granit.
Istana Gyeongbok saat ini dibuka untuk umum dan Museum Nasional Rakyat Korea (National Folk Museum of Korea) berdiri di dalamnya.
Banyak rakyat Korea yang berharap pemerintahnya dapat mengembalikan bentuk asli istana. Berkat kerja keras arkeolog, 330 bangunan berhasil dibangun kembali. Saat ini gerbang masuk istana (Gwanghwamun) sedang direnovasi untuk dibuat kembali seperti pada asalnya dan diperkirakan selesai tahun 2009.

Istana kepresidenan Cheong Wa Dae

Taman belakang istana pernah digunakan sebagai tempat kediaman Gubernur jenderal selama masa penjajahan Jepang. Dengan berdirinya Republik Korea tahun 1948, Presiden Syngman Rhee menggunakannya sebagai kantor dan tempat kediaman. Pada tahun 1993, setelah presiden Kim Young-sam dipilih jadi presiden Korea Selatan, rumah kediaman Gubernur Jenderal tersebut dihancurkan untuk menghilangkan simbol penjajahan Jepang atas Korea.

Galeri

Deoksugung

Deoksugung
Hangul 덕수궁
Hanja 德壽宮
Alihaksara yang Disempurnakan Deoksugung
McCune–Reischauer Tŏksugung
Deoksugung (Istana Deoksu) adalah kompleks istana yang ditempati oleh berbagai anggota keluarga kerajaan Dinasti Joseon sampai terjadinya penjajahan Jepang. Jenis bangunan di kompleks istana Deoksu cukup beragam, mulai dari bangunan berbahan dasar kayu sampai bangunan bergaya barat.
Sebagai tambahan bangunan, di dalam area kompleks juga terdapat museum seni, kebun raya dan patung raja Sejong.

Sejarah

Istana Deoksu awalnya didirikan untuk kediaman Pangeran Wolsan, kakak kandung raja Seongjeong. Istana ini menjadi tempat kediaman anggota keluarga kerajaan selama masa Perang Tujuh Tahun antara dinasti Joseon dengan Jepang setelah semua istana dibakar habis dalam serbuan Jepang tahun 1592. Raja Seonjo adalah raja pertama dari dinasti ini yang menempati istana Deoksu. Raja Gwanghaegun dilantik jadi raja pada tahun 1608 di istana ini dan menamakannya Gyeongun-gung pada tahun 1611. Setelah istana resmi Changdeokgung dibangun lagi di tahun 1618, Istana Deoksu digunakan sebagai isatana sampingan selama 270 tahun dan dinamakan "Seogung" (Istana Barat).
Pada tahun 1897, setelah terjadi insiden Raja Gojong mengungsi ke Kedutaan Besar Rusia, ia kembali lagi ke istana ini dan menamakannya lagi dengan Gyeongun-gung. Ia memperbanyak fasilitas dan meneruskan hidupnya di sini ketika tahta rajanya ia serahkan pada putranya, Sunjong. Istana ini lalu dinamakan Deoksugung, sebagai harapan rakyat untuk panjang umur Raja Gojong.

Pustaka

  • Yoon, Jong-Soon. Beautiful Seoul (Sung Min Publishing House, Seoul 1992)

Galeri

Changgyeonggung

Changgyeonggung
Korean name
Hangul 창경궁
Hanja 昌慶宮
Alihaksara yang Disempurnakan Changgyeonggung
McCune–Reischauer Ch'anggyŏnggung
Changgyeonggung atau Istana Changgyeong adalah istana yang berlokasi di Seoul, Korea Selatan. Aslinya adalah bangunan istana musim panas dari kaisar Dinasti Goryeo yang dibangun pada tahun 1104, kemudian diwariskan ke Dinasti Joseon dan merupakan salah satu dari Lima Istana Besar Dinasti Joseon.
Raja Sejong yang Agung dari Dinasti Joseon kemudian menambahkan beberapa bangunan istana untuk ayahandanya Raja Taejong dan disebut dengan Istana Sugang (Suganggung), namun pada tahun 1483 direnovasi dan diperluas oleh Raja Seongjeong. Istana ini mengalami kehancuran pada saat Invasi Jepang ke Korea tahun 1592, namun setelah itu dipulihkan lagi.
Pada masa kolonial Jepang, pemerintah Jepang menambahkan kebun binatang, kebun raya dan museum di dalam kompleksnya. Pada tahun 1983 kebun binatang dan kebun raya dihilangkan. Saat ini beberapa tempat bersejarah yang terdapat di Istana Changgyeong adalah:
  • Gerbang Honghwamun - kemungkinan dibangun tahun 1484 oleh Raja Seongjong, namun musnah terbakar dalam Invasi Jepang tahun 1592, dan dibangun kembali tahun 1616 di masa pemerintahan Raja Gwanghaegun.
  • Jembatan Okcheongyo - dibangun tahun 1483; memiliki panjang 9,9 meter dan lebar 6,6 meter dengan kaki yang melengkung.
  • Myeongjeongjeon - ruangan atau bangunan istana yang dibangun tahun 1484, namun terbakar dan musnah pada saat Invasi Jepang tahun 1592, lalu dibangun kembali pada tahun 1616. Myeongjeongjeon hanya berlantai 1 dengan atap yang saling bersusun.
  • Sungmundang - ruangan atau bangunan istana yang dibangun tahun 1830 untuk Raja Sunjo; Raja Yeongjo mengadakan berbagai ujian kenegaraan di sini.
  • Paviliun Haminjeong - dibangun tahun 1633.
  • Gyeongchunjeon - ruangan atau bangunan istana yang dibangun tahun 1483, namun hancur di tahun 1592 karena Invasi Jepang kemudian dibangun lagi tahun 1616, tapi terbakar di tahun 1830 dan kemudian dibangun lagi tahun 1834. Raja Jeongjo dan Raja Heonjong dilahirkan di tempat ini.
  • Hwangyeongjeon - ruangan atau bangunan istana yang dibangun tahun 1484 pada masa kekuasaan Raja Seongjong, namun hancur di tahun 1592 karena Invasi Jepang kemudian dibangun lagi tahun 1616, tapi terbakar di tahun 1830 dan kemudian dibangun lagi tahun 1834.
  • Tongmyeongjeon - ruangan atau bangunan istana yang juga dibangun tahun 1484 pada masa kekuasaan Raja Seongjong, namun hancur di tahun 1592 karena Invasi Jepang kemudian dibangun lagi tahun 1616, tapi terbakar di tahun 1830 dan kemudian dibangun lagi tahun 1834.
  • Kolam Chundangji - dibuat pada tahun 1909, dengan sebuah pulau yang luasnya 366 meter persegi dan sebuah jemabtan ditambahkan pada tahun 1984. Kolam yang terkecil luasnya 1.107 meter persegi dan yang terbesar luasnya 6.483 meter persegi.

[sunting] Galeri

Changdeokgung

Changdeokgung
Hangul 창덕궁
Hanja 昌德宮
Alihaksara yang Disempurnakan Changdeokgung
McCune–Reischauer Ch'angdŏkkung
Changdeokgung (Istana Changdeok) adalah kompleks istana Dinasti Joseon di Seoul, Korea Selatan. Istana Changdeok adalah salah satu dari Lima Istana Besar yang dibangun sebagai tempat tinggal keluarga kerajaan. Istana Changdeok terletak di sebelah timur Gyeongbokgung sehingga sering disebut dengan Donggung atau Istana Timur. Makna dari Changdeokgung (昌德宮) adalah Istana Kemakmuran
Changdeokgung pernah didiami banyak raja Dinasti Joseon dan mewarisi elemen-elemen dari masa Tiga Kerajaan yang tidak dimasukkan dalam pembangunan arsitektur Gyeongbokgung. Salah satu elemen tersebut adalah menyatunya Istana Changdeok dengan topografi alam sehingga terlihat sangat harmonis.

[sunting] Galeri

Korea Selatan

Korea Selatan

Republik Korea atau Korea Selatan terletak di Asia Timur. Negara ini berbatasan dengan Jepang dan Korea Utara. Ibu kota Korea Utara adalah Seoul. Luas negara ini adalah 3.287.590 km2. Korea Selatan terdiri atas satu kota khusus/istimewa (Seoul), enam kota metroplitan (Busan, Daegu, Incheon, Gwangju, Daejeon, dan Ulsan), dan sembilan propinsi (Gyeonggi, Gangwon, Chungheong Utara, Chungheong Selatan, Jeolla Utara, Jeolla Selatan, Gyeongsang Utara, Gyeongsang Selatan, dan Jeju). Korea Selatan memiliki empat musim.
Banyak objek wisata menarik di negara ini, di antaranya National Folk Museum, Kyoungbok Palace (Istana Raja), Blue House (Istana Presiden), Chunggaecheon Stream Park, Namsan Traditional Village, Food & Culture Institute, National Ginseng Center, Seoul Worldcup Stadium, Amethyst Showcase, Suwon Waseong (benteng tengah kota), dan masih banyak lagi.
hanbok
Drama Asia yang kerap diputar televisi Indonesia membuat kita mengenal busana Korea yang khas dan unik. Biasanya, busana tersebut berwarna cerah dengan garis sederhana minim pernak-pernik. Bahkan, tanpa saku. Busana tersebut di Korea Selatan lazim disebut hanbok, sedangkan di Korea Utara disebut chosŏn-ot. Istilah hanbok berasal dari kata han dan bok, yang artinya 'pakaian orang Han'. Disebut demikian karena gaya busana ini berkembang pada masa kegemilangan Dinasti Jeoseon (1392-1910 M) yang berasal dari suku Han.
Konfusianisme
Hanbok tidak bisa dilepaskan dari paham Konfusianisme yang berkembang pesat di Korea masa lalu dengan enam doktrin yang dikenal luas.
  1. Jen: kebaikan, perbuatan baik, atau kejujuran, serta ajaran timbal balik (hukum karma).
  2. Chun-tzu: mengajarkan kerendahan hati, kemurahan, ketulusan, kerajinan, dan keluwesan.
  3. Chen-ming: mengajarkan tanggung jawab terhadap perannya.
  4. Te: kekuatan dan kebijaksanaan.
  5. Li: kesopanan, penghormatan, dan etika.
  6. Wen: seni kedamaian.
Keenam ajaran Konfusius itu menjadi acuan masyarakat Korea dalam berbudaya dan inspirasi dalam kreasi, termasuk dalam berbusana. Maka, hanbok sebagai busana yang berkembang di masa itu mencerminkan ajaran Konfusianisme: kesederhanaan, kejujuran, kerendahan hati, kesopanan, dan keindahan.
Di masa Jeoseon, dikenal dua jenis hanbok yang merujuk pada golongan sosial, yakni bangsawan (yangban) dan masyarakat umum. Hanbok bangsawan biasanya berwarna-warni, terbuat dari sutera, dihiasi bordir dan sulaman. Sementara masyarakat umum mengenakan hanbok sederhana dari bahan katun dengan hiasan garis-garis sederhana. Warna yang dipakai pun terbatas, putih, pink muda, hijau muda, dan abu-abu.
Fungsi Hanbok
Di masa lalu, hanbok adalah pakaian sehari-hari. Namun, sekarang, pakaian tersebut hanya digunakan pada saat tertentu. Tradisi berbusana memang mengalami pergeseran. Busana yang lazim dipakai di Korea sekarang tidak jauh beda dengan gaya busana modern yang merujuk ke mode Barat.
Saat ini, hanbok dipakai sebagai perangkat upacara adat setempat, peringatan hari raya, menghadiri acara perkawinan, dan lain-lain.
Dalam pernikahan, biasanya, pengantin perempuan mengenakan hanbok berjenis chima dan jeogori. Chima adalah rok panjang berlipit dan jeogori adalah jaket pendek, semacam bolero. Warna yang dipilih pun khas, chima biasanya berwarna merah dan jeogori berwarna hijau. Pemilihan warna tersebut berdasarkan kepercayaan tradisional Korea yang menganggap warna menyala memiliki kekuatan mengusir roh jahat.
Perkembangan Hanbok

Hanbok di masa Dinasti Goryeo (918–1392) menunjukkan pengaruh gaya busana Mongol, yakni rok (chima) terlihat sedikit lebih pendek, lengannya lebih ramping, dan jeogori diikat ke bagian dada dengan pita lebar.
Dinasti Jeoseon menambah kreasi hanbok dengan jeogori wanita yang makin pendek dan langsing di bagian pundak, menggelembung di bagian tengah ke bawah melewati pinggang. Kalangan bangsawan memakai hanbok dari bahan berkualitas tinggi seperti sutera atau kain rami yang ditenun.
Model hanbok yang berlaku sampai sekarang mengambil inspirasi dari model hanbok masa Dinasti Goryeo dan mengalami pengembangan di masa Dinasti Jeoseon, gaya chima dan jeogori digabungkan dan ditutup dengan pita satu sisi. Maka, jadilah hanbok sebagaimana yang kita kenal sekarang: berbentuk lebar, namun tetap menampilkan keindahan leher dan lengkung bahu wanita.
Bagian Hanbok
Hanbok yang populer sekarang memiliki bagian-bagian khas, bisa kita cermati sebagai berikut.
  1. Jeogori, adalah busana bagian atas hanbok. Untuk pria, ukurannya lebih besar dan simpel, sedangkan wanita lebih pendek dan dilengkapi garis tepi sebagai hiasan.
  2. Dongjeong, adalah kerah putih di sepanjang garis leher yang terlihat kontras, namun harmonis.
  3. Chima, adalah rok luar.
  4. Otgoreum, adalah ornamen vertikal di bagian muka chima.
  5. Baerae, adalah garis melingkar membentuk kurva yang terdapat di bagian bawah lengan jeogori.
  6. Beoseon, adalah sepasang kaos kaki.
Hanbok memiliki pola kombinasi garis anggun dengan bentuk hewan, tumbuhan, atau pola alam lainnya, yang ditambahkan pada pinggiran rok atau di sekitar bahu. Ditambah dengan beberapa aksesori di kepala.
Beberapa aksesori tersebut misalnya sebagai berikut.
  1. Gache atau wig. Di zaman dulu, baik pria maupun wanita akrab dengan konde karena kebiasaan mereka memelihara rambut panjang. Gache dipakai untuk memperindah rambut tersebut. Pada abad ke-18, istana melarang penggunaan gache untuk laki-laki dan sejak saat itu gache hanya populer di kalangan wanita.
  2. Tusuk konde binyeo, berfungsi sebagai pengencang gache. Namun, dalam perkembangan budayanya, binyeo menjadi lambang sosial, dilihat dari bahan pembuatnya.
  3. Gat, adalah topi yang dianyam dari surai kuda. Gat dikenakan oleh pria, sekaligus menjadi lambang sosial sebagaimana binyeo.
Di era modern, hanbok masih menempati posisi yang kuat dan agung kendati penggunaannya semakin terbatas dalam kegiatan adat. Penghargaan dari pemerintah dan kebanggaan masyarakat terhadap warisan leluhurlah yang membuat busana ini tetap bertahan.

Mengenal Pemain The Great Queen SeonDeok

TOKOH-TOKOH PENTING DI QUEEN SEON DEOK

Mengenal Pemain The Great Queen SeonDeok



  • Lee Yo Won sebagai Putri Deok Man yang kemudian bergelar Ratu SeonDeok
    • Nam Ji Hyun sebagai Deok Man
  • Ko Hyun Jung sebagai Nyonya Mi Shil
    • UEE sebagai Mi Shil muda
  • Uhm Tae Woong sebagai Kim Yu Shin
    • Lee Hyun Woo sebagai Kim Yu Shin muda
  • Park Ye Jin sebagai Putri CheonMyeong
    • Shin Se Kyung sebagai Putri CheonMyeong muda (15th)
  • Yoo Seung Ho sebagai Kim Chun Chu (putra Putri CheonMyeong dengan Kim Yong Soo, ep34~)
  • Kim Nam Gil sebagai Bi Dam (putra Mi Shil dengan Raja Jinji, ep21~)
    • Park Ji Bin sebagai Bi Dam muda
  • Lee Seung Hyo sebagai Alcheon
    • Ho Hyo Hoon (호효훈) sebagai Alcheon muda
  • Jung Ho Bin sebagai Moon No (pimpinan ke-8 Hwarang Warriors)
  • Jo Min Ki sebagai Raja Jinpyeong (ayah Putri DeokMan dan Putri CheonMyeong)
    • Baek Jong Min sebagai Jinpyeong muda (pangeran)
      • Kang San sebagai Jinpyeong kanak-kanak
  • Yoon Yoo Sun sebagai Ratu Ma Ya (istri Raja Jinyeong)
    • Park Soo Jin sebagai Ma Ya muda
  • Seo Young Hee sebagai So Hwa
  • Im Ye Jin sebagai Nyonya Man Myeong (adik Jipyeong, ibu Kim Yu Shin)
  • Jung Sung Mo sebagai Kim Seo Hyun (suami Man Myeong; ayah Kim Yu Shin)
  • Park Jung Chul sebagai Kim Yong Soo (putra sulung Raja Jinji, suami Putri Cheonmyeong)
  • Do Yi Sung sebagai Kim Yong Choon (putra ke-2 Raja Jinji)
  • Shin Goo sebagai Eul Je
  • Lee Soon Jae sebagai Raja Jin Heung (ep1)
  • Im Ho sebagai Raja Jinji (ep1)
  • Jung Woong In sebagai Mi Saeng (adik laki-laki Mi Shil, pimpinan ke-10 Hwarang Warriors)
  • Dok Go Young Jae sebagai Se Jong (suami Mi Shil, pimpinan ke- 6 Hwarang Warriors)
  • Jun Noh Min sebagai Seol Won (Mi Shil’s lover; pimpinan ke-7 Hwarang Warriors)
  • Kim Jung Hyun sebagai Ha Jong (putra Mi Shil dengan Se Jong, pimpinan ke-11 Hwarang Warriors)
  • Baek Do Bin sebagai Bo Jong (putra Mi Shil dengan Seol Won)
    • Kwak Jung Wook sebagai Bo Jong muda
  • Song Ok Sook sebagai Seo Ri
  • Ahn Kil Kang sebagai Chil Sook
  • Lee Moon Shik sebagai Jook Bang
  • Ryu Dam sebagai Go Do
  • Kang Sung Pil sebagai San Tak
  • Joo Sang Wook sebagai Wol Ya
  • Jung Ho Geun sebagai Seol Ji
  • Jun Young Bin sebagai Gok Sa Heun
    • Jung Hyung Min (정형민) sebagai Gok Sa Heun muda
  • Park Young Seo sebagai Dae Pung
    • Lee Suk Min (이석민) sebagai Dae Pung muda
  • Go Yoon Hoo sebagai Ho Jae (pimpinan ke-14 Hwarang Warriors)
  • Hong Kyung In sebagai Seok Pum
    • No Young Haksebagai Seok Pum muda
  • Kang Ji Hoo sebagai Im Jong
    • Kim Suk sebagai Im Jong muda
  • Suh Dong Won sebagai Deok Chung
    • Lee Do Hyun sebagai Deok Chung muda
  • Jang Hee Woong sebagai Bakui
    • Seo Sang Won sebagai Bakui muda
  • Lee Sang Hyun sebagai Pil Tan
    • Kim Tae Jin (김태진) sebagai Pil Tan muda
  • Kim Dong Hee sebagai Wang Yoon
    • Choi Woo Sung (최우성) sebagai Wang Yoon muda
  • Ryu Sang Wook sebagai Dae Nam Bo
    • Kim Sang Bin (김상빈) sebagai Dae Nam Bo muda
  • Kim Dong Soo sebagai Hyeop Seong
  • Moon Ji Yoon sebagai Si Yeol
    • Shin Tae Hoon (신태훈) sebagai Si Yeol muda
  • Choi Sung Jo sebagai Seon Yeol
    • Oh Eun Suk (오은석) sebagai Seon Yeol muda
  • Jung Hye Sun sebagai Nyonya Man Ho (ibu Jinpyeong dan Man Myeong)
  • Park Eun Bin sebagai Bo Rang (putri Bo Jong; istri Kim Chun Chu)
  • Qri (큐리) sebagai Young Mo (putri Ha Jong; istri Kim Yoo Shin)
  • Park Jae Jung sebagai Sa Da Ham (cinta pertama Mi Shil; cameo, ep13)
  • Mametkulovs Mansur sebagai Tuan Cartan
Deok Man
PUTRI DEOK MAN/RATU SEON DEOK (LEE YO WON)
Mi Shil
MI SHIL (GO HYEON JEONG)
Jenderai Kepercayaan Ratu SeonDeok
KIM YU SHIN (EOM TAE WOONG)
Putri Cheonmyeong

PUTRI CHEONMYEONG (PARK YE JIN)
Bi Dam
BI DAM (KIM NAM GIL)
Yu Seung-ho Pemeran Pangeran Kim Chunchu